Seorang lelaki di antara orang-orang shalih melakukan shalat
malam. Kemudian ia membaca firman Allah SWT:
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (TQS. Ali Imran [3] : 133).
Lelaki tersebut terus
mengulang bacaan ayat itu sambil menangis hingga pagi. Dikatakan padanya:
“Sungguh sebuah ayat telah membuatmu menangis. Mengapa ayat seperti itu
membuatmu menangis. Padahal ia menjelaskan bahwa surga itu luas dan lebar.”
Lelaki itu berkata: “Wahai putra saudaraku (keponakanku)! Betapapun
luasnya surga itu, tidak ada gunanya bagiku jika aku di sana tidak memiliki
tempat pijakan bagi kedua kakiku.”
Siapakah seseorang yang lebih butuh untuk menangis dan lebih dekat pada penderitaan dari pada seseorang yang menyakini bahwa surga tempat kembalinya dan kenikmatan tempat peristirahatannya. Kemudian yang ia dapati justru berbeda dari apa yang telah ia yakini; atau seorang yang telah kehilangan ketaatan yang membuka jalannya menuju surga dan yang mendekatkannya pada surga.
Dalam hal ini, seperti
menagisnya Yunus bin Ubaid ketika menjelang kematiannya ia memandangi kedua
kakinya sambil menangis. Dikatakan kepadanya: “Apa yang membuatmu menangis?”
Yunus berkata: “Kedua kakiku tidak ada bekas debu bahwa keduanya telah
digunakan di jalan Allah!”.
Sumber:
hizb-ut-tahrir.info, 16/02/2011.
2 komentar:
Asih Tisany mengatakan...
Semoga Kita selalu ingat kepada Allah SWT
bunga matahari mengatakan...
Amin...