Maraknya bisnis narkoba, tidak dibisa dilepaskan dengan ghazwul fikri  (perang pemikiran)  yang dilancarkan Barat. Kenyataan ini bisa dilihat bahwa maraknya narkoba seiring dengan gaya hidup matre yang mengglobal. Indonesia, sebagai salah satu negeri muslim dengan jumlah  penduduk terbesar termasuk dengan perangkat keamanan dan pengadilan yang relatif lemah ini akan menjadi sasaran empuk buat bisnis barang haram itu.  Menurut Muladi, Indonesia telah menjadi tujuan bisnis bagi peredaran global narkotika, bukan lagi sekedar tempat transit (Republika 19/81999). Diperkirakan bisnis ini akan semakin menggila   jika sistem perdagangan bebas nanti diterapkan. Bagi anggota sindikat dan para kapitalis produsen barang haram, jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar merupakan  pasar potensial yang  mendatangkan uang dan keuntungan sebesar-besarnya. Keuntungan yang besar itulah yang terpenting menurut mereka. Tidak peduli jutaan orang mati karena mesin bisnisnya.

      Asumsi bahwa serangan narkoba ke dunia Islam itu  seiring dengan serangan pemikiran dan budaya kebebasan yang dilahirkan oleh mabda/ideologi kapitalisme-sekularisme yang dilancarkan oleh bangsa-bangsa Barat, dengan AS sebagai gembongnya diperkuat dengan bukti banyaknya warga AS yang tertangkap di sini aktif dalam jaringan pengedar barang haram itu. Seperti berita tertangkap­nya seorang "diplomat" Amerika dengan 10.000 butir XTC di Hotel Borobudur beberapa tahun lalu (Hawari, 1996). Narkoba dengan berbagai jenis dan merek diedarkan melalui jari­ngan yang sangat rapi dan terkait dengan sindikat pengedar narkoba internasional.

      Di sisi lain, strategi bisnis ini juga memiliki efek melumpuhkan lawan.  Dengan rusaknya pandangan hidup generasi muda muslimin, rendahnya akhlaq mereka, dan lemahnya fisik, mental maupun intelektual mereka, maka semakin mudah bagi negara-negara kafir semacam AS untuk memperbudak bangsa-bangsa muslim di abad mendatang!

      Mereka (orang-orang kafir itu) tidak akan pernah merasa lega jika kaum muslimin belum mengikuti agama mereka.  Allah SWT berfirman:
ولن ترضى عنك اليهود ولا النصرى حتى تتبع ملتهم (البقرة 120)
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuiti agama mereka (Al Baqarah 120).

      Ayat ini merupakan seruan Allah SWT yang ditujukan kepada Rasulullah SAW dan umatnya hingga hari Kiamat, dengan seruan yang amat jelas dan tegas. Sama sekali tidak bisa ditakwilkan dengan makna lain. Sehingga, apabila ditemukan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang terlihat ridla kepada seorang muslim, maka hanya ada dua kemungkinan. Pertama, orang-orang Yahudi dan Nasrani itu hanya berpura-pura saja. Kedua, jika mereka benar-benar ridla, berari seseorang tersebut berarti sudah mengikuti keinginan mereka.

      Mereka juga senantiasa melakukan berbagai upaya untuk membelokkan jalan kaum muslimin untuk mengikuti kekufuran mereka. Allah SWT berfirman:
ولا يزالون يقاتلونكم حتى يردوكم عن دينكم إن استطاعوا (البقرة 217)
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat mengembalikan )kamu dari agamamu (kepada kakafiran), senadainya mereka sanggup (Al Baqarah 217).

     Semakin meningkatnya peredaran narkoba pada dunia Islam, jelas merupakan salah satu bentuk serangan orang-orang kafir pada kaum muslimin. Generasi muda Islam yang diharapkan akan menjadi penerus perjuangan menegakkan panji Islam menjadi sasaran utamanya. Menurut penelitian Hawari, misalnya, bahwa kasus penyalahgunaan NAZA adalah anak-anak usia remaja (13-17 tahun) sebanyak 97%. Hasil polling yang dilakukan Deteksi, usia pemakai narkoba menunjukkan rata-rata masih belia. Usia 15-17 tahun 24 %, 18-20 tahun 46 %, dan 21-23 tahun 22%.  Realitas ini jelas tidak boleh dibiarkan terus berlangsung.          

      Oleh karena itu, bagi kaum muslimin yang masih memiliki harga diri sebagai umat Islam, tidak selayaknya diam berpangku tangan menyaksikan serangan gencar orang-orang kafir itu pada kaum muslimin. Tidak sepatutnya kaum muslimin membiarkan pembunuhan terhadap tunas-tunas muda kita terjadi.  Allah SWT memberikan peringatan kepada kita:
وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعفا خافوا عليهم وليتقوا الله وليقولوا قولا شديد (النساء 9)
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mere­ka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar". (Qs. An Nisa 9).


Oleh: Ahmad Labib al Mustanier


This entry was posted on 06.16 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: